Jakarta – Sebagian perempuan pasti pernah mengkhawatirkan masa-masa mengandung hingga proses persalinan. Khawatir tentang rasa sakit dan proses penyembuhan pasca melahirkan disamping memberikan asi eksklusif.
Tahukah bahwa wanita yang berjuang melahirkan memiliki tempat tersendiri bagi Allah. Dalam hadis riwayat Thabrani, orang yang melahirkan mendapat pahala sebagaimana memerdekakan 70 budak dalam sabilillah. Selain itu, setiap tegukan dari air susu yang diminum bayi mendapat satu kebaikan. Dan dari rasa sakit bagi orang yang melahirkan, orang itu mendapat pahala sangat besar bahkan para makhluk langit dan bumi tidak mengetahui seberapa besar pahala itu.
Karena itu, proses kehamilan dan melahirkan yang sangat riskan membutuhkan perlakuan dan perhatian khusus untuk jabang bayi dan wanita yang mengandung. Wanita hamil itu tentunya perlu menyiapkan diri baik mental maupun fisik. Setiap wanita yang memiliki masa subur tentunya akan melewati siklus kehamilan selama 9 bulan terhitung dari menstruasi terakhir.
Hj. Nurma Subakti, seorang bidan yang hadir sebagai pembicara pada “Woman’s Day: Manak – Menarche” di Jakarta Barat (14/8) itu menjelaskan di hadapan 180 remaja putri mengenai perubahan fungsional yang terjadi dalam tubuh wanita hamil serta keluhan yang dialami.
Perubahan fungsi tubuh itu terdiri dari membesarnya rahim dengan penambahan volume dari 10 mililiter hingga 5.000 mililiter, serta berat rahim yang bertambah dari 70 gram menjadi 1.100 gram. Selain itu, terjadi juga perubahan pada jantung dan sistem pernapasan yakni terdorongnya diafragma karena desakan rahim.
Perubahan lainnya meliputi peningkatan volume darah, kebutuhan zat besi, pergerakan usus dan meningkatnya aliran darah ke ginjal. Dan juga disertai peningkatan berat badan. Bila usia calon ibu tepat untuk mengandung, tentunya dari segi fisik dan mental akan lebih siap. Dan proses kelahiran akan dilalui lebih baik tanpa tekanan.
Hanya saja, saat ini marak kasus Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD) yang menjadi momok paling mengkhawatirkan bagi generasi wanita masa kini. Yakni kehamilan yang disebabkan pergaulan bebas dan diluar nikah atau tidak resmi secara hukum maupun agama. Umumnya kehamilan ini disebut ‘kecelakaan’ dan kondisi calon ibu cenderung tertekan dan dapat berujung depresi.
KTD merusak siklus tubuh secara mental seperti kesiapan psikologis calon ibu dan secara fisik yang seharusnya memproduksi hormon dengan tepat. Sudah seharusnya, jika calon ibu hamil atau melahirkan dengan keadaan mental yang baik dan fisik yang baik, cenderung akan melahirkan bayi yang sehat, normal dan keadaan baik juga.
Karena itu Nurma berharap, generasi wanita saat ini tidak hanya tahu tentang agama tapi mengetahui juga resiko hamil diluar nikah sehingga lebih waspada menyikapi hal ini. Selain lebih mawas diri, para remaja putri yang nantinya akan menjadi calon ibu ini memahami resiko KTD baik di dunia maupun di akhirat secara fisik dan mental.
Ada baiknya melakukan pendekatan sejak dini kepada orang tua agar menerima edukasi mengenai pentingnya batas-batas pergaulan serta pendidikan jelang usia nikah serta sistem reproduksi. Atau rajin mendatangi seminar-seminar kesehatan mengenai proses kehamilan dan melahirkan. (niko/noni/LINES)