Jakarta – Dekadensi moral adalah kemerosotan atau menurunnya moral pada seseorang yang diakibatkan oleh faktor-faktor tertentu. Mulai dari korupsi, pencurian, penjarahan, perampokan, perzinahan, penipuan, pemerkosaan, pelecehan seksual, perjudian, dan masih banyak lagi, termasuk pembunuhan. Yang jelas fakta membuktikan bahwa semakin hari, akibat menurunnya kualitas moral masyarakat ini semakin banyak saja yang menjadi korbannya.
Yang menjadikan kita ikut prihatin dalam situasi tersebut ketika semua sektor di masyarakat terjadi hal yang sama, lalu muncul pertanyaannya bagaimana peran pendidik selama ini?
Di bulan Kebangkitan Nasional Pendidikan ini Dewan Pimpinan Pusat Lembaga Dakwah Islam Indonesia (DPP LDII) mengadakan acara Focus Group Discussion (FGD) pada Sabtu (21/05). Dalam rangka mendapatkan masukan dari berbagai pihak untuk peningkatan SDM guru yang berkualitas dan mencari permasalahan pendididikan di negeri ini.
“Tugas pokok guru ada tiga bagian penting yaitu, tugas profesional,tugas manusiawi, tugas kemasyaraktan (civic mission), yang menjadi pacuan pendidik dalam peningkatan etos kerja dan berintegritas yang baik, disamping itu guru merupakan ujung tombak dari perbaikan akhlak bangsa, sehingga peningkatan kualitas SDM guru sangatlah penting” tutur Bejo Sudjanto, mantan rektor UNJ, di depan peserta Focus Group Discussion.
Bangsa-bangsa lain seperti Jepang, Finlandia, China, SelandiaBaru, Singapura, dan lain-lain merupakan beberapa contoh Negara yang sangat memperhatikan pendidikan dan guru, sehingga masyarakatnya menjadi lebih berbudaya (civilized).
Dalam acara FGD tersebut DPP LDII mengundang pakar pendidikan dan institusi yang memiliki otoritas di bidang pendidikan antara lain : Ketua DPP LDII Ir.H.P. Sunaryo, Prof. Dr. Ibnu Mamad, Sekjen PGRI Dr. Qudra, mantan atase pendidikan RI untuk Malaysia dan pengurus Muhammadiyah Prof. Dr. Imron Hanafi. [LINES/Lensiana/AAF/e]