Jakarta, Kekhawatiran masyarakat khususnya para orang tua terhadap anak-anaknya didalam pergaulan baik pergaulan ditengah-tengah sosial kemasyarakatan maupun pergaulan dilingkungan sekolah atas maraknya pergaulan bebas dan peredaran narkoba, membuat banyak orang tua lebih cenderung memilih boarding school sebagai tempat untuk menyekolahkan anak-anaknya. Boarding school dianggap lebih aman dari sekolah-sekolah pada umumnya.
Melihat gelagat masyarakat yang terus khawatir dengan kondisi tersebut, Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) menawarkan solusi untuk menampung keadaan tersebut, yaitu dengan menyiapkan Lembaga Pendidikan Boarding School dengan konsep berbasis misi.
“Orang tua khawatir pergaulan bebas, narkoba, dan lainnya. Untuk mengatasi persoalan tersebut, mereka akhirnya memilih boarding school untuk anak-anaknya,” Demikian dikatakan Prasetyio Sunaryo, Ketua DPP LDII saat Fokus Grup Diskusi di Kantor DPP LDII, Jl.Arteri Tentara Pelajar Patal Senayan No.28 Jakarta Selatan, Senin, 28/1/2019.
Dia mengungkapkan ada beberapa alasan sehingga peminat sekolah boarding school mengalami peningkatkan. Diantaranya adalah kekhawatiran orang tua terhadap pergaulan, jika anaknya sekolah di sekolah umum. Apalagi bagi orangtua yang dua-duanya sehari-hari bekerja.
“Pantas saja lembaga pendidikan yang menawarkan konsep boarding school semakin menjamur. Ternyata hasil dari kajian Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), minat untuk sekolah di lembaga pendidikan boarding school belakangan terus meningkat,” Jelasnya.
Ketua DPP LDII Prasetyo Sunaryo mencontohkan sebuah boarding school milik warga LDII yang berada di Jombang, Jawa Timur. Setiap tahun selalu menolak pendaftar karena keterbatasan kuota.
Dalam penyelenggaraan kegiatan belajar sehari-hari, dia mengatakan sekolah model boarding school menggabungkan pendidikan umum dengan pendidikan keagamaan. Pendidikan kegamaan digunakan sebagai sumber motivasi belajar siswa. Selain itu juga menimbuhkan karakter positif serta budi pekerti kepada anak-anak.
Di tengah terus meningkatkan minat orangtua menyekolahkan anaknya di sekolah berbasis boarding school, masyarakat dihadapkan dengan fakta bahwa banyak sekolah jenis ini yang menetapkan biaya cukup mahal. Kondisi ini wajar, mengingat sekolah boarding school tidak hanya menyediakan ruang kelas. Tetapi juga asrama dan keperluan sehari-hari siswanya. Untuk itu Prasetyo mengatakan LDII menawarkan model lembaga pendidikan berbasis boarding school dengan konsep berbasis misi.
“Jadi yang ditekankan adalah mengejar misi sekolah itu, yang terpenting misi pendidikan bisa tercapai. Seperti misi pendidikan yang menghadirkan anak didik menjadi sosok yang semangat belajar. Kemudian juga menjadikan anak didik menjadi anak yang baik. Infrastruktur, yang umumnya membuat biaya pendidikan mahal, bisa disediakan dengan sederhana,” Jelas Pras.
Ficus Group Discution (FGD) yang diselenggarakan secara berkala oleh DPP LDII dengan thema yang berbeda setiap seasonya, adalah upaya DPP LDII dalam turut serta membangun bangsa agar lebih baikdan lebih baik lagi, inilah bentuk sumbangsih LDII untuk Bangsa, tentu bukan sebatas ini saja, tutupnya. (fin).