Surabaya (30/8). Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) LDII Jawa Timur telah menyelesaikan musyawarah wilayah (Muswil) dengan terpilihnya Moch. Amrodji sebagai Ketua DPW LDII Jawa Timur dengan masa jabatan 2020-2025. Meskipun dipilih secara aklamasi, sempat terjadi perdebatan alot, karena munculnya setidaknya tiga nama calon ketua, yakni Amien Adhy Ketua DPW LDII Jawa Timur 2015-2020, Bashori, dan Moch. Amrodji.
Pada Muswil yang berlangsung pada 29 Agustus ini, Wakil DPD LDII dari wilayah Mataraman mendukung Bashori yang merupakan pengurus DPD LDII Madiun, dan wakil DPD LDII wilayah Karesidenan Besuki tetap menjagokan Amien Adhy. Setelah melalui musyawarah dan akhirnya, disepakati ketua terpilih adalah Moch. Amrodji, “Inilah demokrasi dalam bentuk musyawarah untuk mencapai mufakat dalam LDII. Kami akhirnya sepakat mendukung Amrodji dan kami menarik dukungan terhadap Amien Adhy,” ujar Akhmad Malik Afandi, Sekretaris DPD LDII Kabupaten Jember.
Akhirnya, perwakilan DPD LDII Madiun juga menyetujui pencalonan Moch. Amrodji sebagai Ketua DPW LDII Jawa Timur untuk masa jabatan 2020-2025. Dalam sambutannya, Amrodji mengajak semua pengurus organisasi, baik di tingkat provinsi (DPW), kabupaten/kota (DPD), hingga pengurus cabang, dan anak cabang untuk melaksanakan amanah.
“Amanah itu berupa melaksanakan fungsi pelayanan, perlindungan, dan pengembangan,” ujar Amrodji. Seluruh koordinator daerah dan biro harus memaksimalkan dirinya dalam beramal saleh dan diniati ibadah kepada Allah, maka agar pelayanan DPW LDII lebih maksimal, antara lain memperkuat kesekretariatan supaya bisa mandiri dan mampu melaksanakan tugas organisasi,” ujar Amrodji.
Sementara di bidang perlindungan hukum, fokusnya adalah membuat warga LDII tenang berada di bawah naungan organisasi. Mereka bangga bergabung di bawah naungan LDII, dan bisa melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai warga negara, “Sementara untuk pengembangan, LDII kian bertambah anggotanya dan saya akan melanjutkan kerja para ketua terdahulu,” ujar Amrodji.
Ia mengatakan Chriswanto Santoso yang menjabat sebagai Ketua DPW LDII Jawa Timur sejak 1991-2015 telah meletakkan pondasi yang kuat, sementara Amien Adhy membangun hubungan dengan pemerintah dan ormas Islam lainnya, sehingga LDII terus berkembang.
Sementara itu dalam pidato penutupan, Pj Ketua Umum DPP LDII Chriswato Santoso mengingatkan, agar pengurus DPW LDII Jawa Timur mampu komitmen dan konsisten, “Tanpa komitmen kita tidak bisa mulai, kalau tidak konsisten susah mengakhiri,” ujar Chriswanto. Menurutnya, komitmen LDII adalah untuk membangun bangsa dan negara, LDII untuk bangsa, “Dalam wilayah Jawa Timur, tentu DPW LDII Jawa Timur harus kerja keras dengan amanah, insya Allah bila bekerja dengan amanah yang berarti mengikuti tuntunan Alquran dan Alhadits, maka Allah meridhoi,” ujar Chriswanto.
Dalam melaksanakan tugas-tugasnya, pengurus baru jangan khawatir, sebab, menurut Chriswanto, arti dewan pimpinan adalah kepemimpinan kolektif kolegial, yang bekerja berdasarkan kolektivitas dan team building yang bagus, “Tim yang bagus lahir bila ketuanya mampu melihat kelebihan para anggotanya dan mengabaikan kejelekannya,” ujar Chriswanto.
Chriswanto berpesan, agar DPW LDII berhasil berperan dalam membangun bangsa dan negara dalam mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, maka harus melaksanakan empat pilar organisasi LDII. Pertama, selalu berprasangka baik, “Berprasangka baik, mampu melihat kelebihan anggotanya untuk meraih tujuan organisasi dan memperbaiki kelemahan anggotanya,” ujar Chriswanto.
Kedua, rela berkorban, “Kita ini ormas bukan perusahaan dan LDII kita tidak menggaji pengurus. Jadi kita berkorban menuju satu titik, keberhasilan,” ujarnya. Tiap anggota harus bekerja sesuai bidangnya. Bila diamanati menjadi penyerang, ya jangan menjaga gawang. Demikian pula sebaliknya, pemain bertahan jangan ingin membuat gol.
“Semua pengurus itu berbeda, jadi bagaimana mengelola perbedaan menjadi kekuatan, itu menjadi tugas pemimpin. Bahkan negara ini dibentuk berdasarkan perbedaan, lalu dikelola demi mencapai tujuan berbangsa dan bernegara demikian pula berorganisasi,” imbuh Chriswanto.
Ketiga, Ketua dan pengurus LDII harus taat asas. Menurut Chriswanto, LDII berkembang dan selalu berhasil melintasi perubahan zaman, karena taat asas dan taat prosedur, “Bahkan itu menjadi desertasi Hilmi Muhammadiyah, Litbang Kemenag, bahwa LDII mampu bertahan karena taat asas dan taat terhadap struktur,” ujar Chriswanto.
Keempat, adalah komunikasi yang baik. Komunikasi yang baik memungkinkan semua pengurus memperoleh informasi yang benar dalam melaksanakan program kerja, “Jangan sampai terjadi gap komunikasi, untuk itu konsolidasi harus rutin dilaksanakan,” ujarnya. Menurut Chriswanto, jangan sampai keputusan sudah dibuat baru dikomunikasikan, “Idealnya, dikomunikasikan terlebih dahulu baru diputuskan,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Chriswanto mendukung langkah Amrodji yang menyesuaikan program kerja DPW LDII Jawa Timur berupa delapan klaster pengabdian, disesuaikan program kerja Pemprov berupa Nawa Bhakti Satya, untuk mewujudkan masyarakat Jawa Timur yang sejahtera. [lines jatim/d86]